01 December 2013

Gunung Lawu, 2006

Hargo Dumilah waktu itu 2006
Setelah Merapi menjadi cinta pertama saya pada gunung, rasa penasaran ternyata terus berlanjut. Sekitar masih tahun 2006 (waktu itu kelas 2 SMA, masih imut lah, :p) cinta berlanjut ke gunung Lawu, selain lokasi yang tak begitu jauh faktor keindahan dan ceritanya menarik rasa penasaran. Rumah saya diapit oleh gunung-gunung, disebelah barat ada Merapi - Merbabu dan sebelah timur ada Lawu yang hampir tiap hari terlihat. Pas pula waktu itu anak-anak PA mengadakan kegiatan pendakian ke Lawu.

Jalur pendakian Lawu yang saya tahu ada 3, pertama Cemoro Kandang di Tawangmangu, Jawa Tengah, kedua Cemoro Sewu yang meskipun jaraknya nggak jauh dari Cemoro Kandang tapi sudah masuk wilayah Sarangan, Jawa Timur, lalu bisa juga lewat Cetho. Dari ketiga jalur itu cemoro sewu menurut saya yang paling nyaman, selain karena jalan setapak yang sudah rapi tersusun tangga hampir sampai puncak, juga lebih pendek dari Cemoro Kandang. Lain itu juga di Pos 3 (atau pos 2, lupa, hhe) kalau beruntung ada warung yang buka. Dan di pos 5 sebelum puncak jalur Cemoro sewu juga ada warung makna 'Mbok Yem' yang hampir selalu buka melayani pendaki dan para 'pencari hikmah'. Di Jalur Cemoro Sewu juga terdapat dua mata air untuk perbekalan, sendang penguripan di antara pos 1 dan pos 2 serta sendang drajat di pos 5

Jika lewat jalur cemoro kandang waktu tempuh agak lebih lama dibanding lewat cemoro sewu karena banyak track melingkari bukit yang landai namun tetap ketemu di puncak Hargo Dumilah. Jalur candhi Cetho sebenarnya bukan jalur resmi, dan medannya menurut cerita agak berat, serta masih banyak dijumpai hewan liar disana.
Peta jalur pendakian gunung lawu
Tahun 2006 kami serombongan kurang lebih berduapuluh start berangkat lewat jalur Cemoro Sewu, dan seperti pendakian pertama saya saat itu tetap tanpa tenda dan hanya perlengkapan seadanya, tanpa sleeping bag, carrier mentok cuma bawa matras. Yang masih saya ingat waktu itu berangkat siang hari dan ngecamp bermalam di pos 5 sebelah warung makan 'mbok Yem' dan sendang drajat yang masih banyak airnya. Setelah summit attack pagi harinya, dan packing kami bersiap turun lewat jalur cemoro kandang. Setelah capek yang sangat sampai basecamp cemoro kandang, surprise yang kebangetan bagi saya waktu itu adalah bahwa truck penjemput rombongan kami tidak menunggu di basecamp cemoro kandang tapi di Grojogan Sewu ! 10 km dari basecamp dan kami harus jalan kaki kesana ! Ketua rombongan bialng ini bagian dari pembentukan fisik anak PA. Ok sih, lah tapi kan saya bukan anak PA, :(.
Perjalanan Cemoro Kandang - Grojogan Sewu
Beberapa yang nggak kuat dijalan boleh bonceng truck sayur untuk turun tapi yang masih kuat mesti jalan kebawah. Capek memang, tapi terbayar dengan keindahan panorama gunung, udara sejuk dan keramahan warga yang sedang bertani sayur. Bagi yang pernah melintas dijalan tawangmangu - cemoro kandang pasti pengen berlama-lama disana.

Akhirnya menjelang maghrib waktu itu kami sampai di grojogan sewu, bagi yang kakinya masih kuat nanjak boleh turun ke air terjun, kalau saya sudah tak kuat lagi cukuplah bermain-main sama monyet-monyet di atas.  Oh ya kegilaan teman-teman saya yang lainnya selain harus turun jalan kaki sampai Grojogan Sewu adalah mereka membawa sepeda gunung samapi puncak Hargo Dumilah !!

Sepeda gunung di puncak gunung
Categories: , ,

2 comments:

  1. Om untuk kondisi skrg ini, bawa sepeda gunung itu di gotong2 terus atau sebagian bisa di gowes ya?

    Kalau kita misalnya mau minta tolong adakah guide atau porter di sana ya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. masih bisa gowes kok, tapi ya cuma sedikit namanya juga naik gunung. Kalau lewat cemoro kandang track landainya lebih banyak drpd lewat cemoro sewu.

      kalau masalah guide disetiap basecamp cemoro kandang / cemoro sewu insyAllah ada. terakhir pas kesana ada syuting film banyak sekali porternya

      Delete