02 December 2013

Kenapa sih naik gunung ?


Sebelum ngelanjutin cerita gunung yang lain pengen ngejawab pertanyaan ini dulu ya,,

Kenapa sih mesti naik gunung?

Pertanyaan ini dulunya sering banget dialamatkan ke anak-anak yang suka naik gunung. Ngapain sih susah - susah naik gunung? sudah capek, dingin, kehujanan, makan seadanya, resiko sakit, jatuh, dll lah yang nggak ngenakin. Enakan juga jalan kemana gitu bareng temen-temen, nongkrong lah, makan lah, atau tiduran dikamar juga enak.
Sumbing
Nah tapi kalau sekarang kayaknya sudah jarang yang nanya ginian ke anak gunung. Tau kenapa ? tuh 'hasil' dari naik gunung sudah banyak berserakan di socmed. Jadi image anak gunung yang tadinya dikata kurang kerjaan, menyusahkan, bikin capek sudah bergeser jadi 'anak gaul', keren, suka tantangan. Apalagi setelah rilis film tentang gunung kemarin  kayaknya animo ke gunung makin hari makin banyak saja. Kata pendaki-pendaki 'senior', film ini turut andil memicu ABG" sekarang bermigrasi ke gunung. (Filmnya kek apa sih, kok saya malah belum nonton :p) Lalu banyak istilah 'pendaki kagetan', 'pendaki baru' dll. Yah menurut saya sih nggak papa, toh mereka yang senior juga dulunya melewati proses menjadi 'pendaki baru'. Tapi ....... kalau semua nanti pada ngramein gunung, yang ngramein mall-mall nanti siapa? hhaa, Boleh, boleh ... saya juga baru dan amatir kok, kata kakak-kakak, silahkan saja naik gunung asal nggak nyampah di gunung, ikut menjaga alamnya, mendaki sesuai standar keamanan trus nggak ngajakin bapak-ibu kakek nenek adik kakaknya.. :p bakal repot soalnya. Dan paling penting mendakilah jika memang itu passion kita, bukan karena ikut-ikutan karena gebetan seneng naik gunung ;p atau karena melihat teman" terlihat keren dengan pose gunungnya. ada kalimat retoris dibeberpa forum pendaki begini,

Jika teknologi foto, video, bahkan tukang gambar nggak ada. Masihkah kamu ingin naik gunung ?

Merapi, 2012
Saya sih bukan pendaki expert, mendaki hanya kadang-kadang. Belum bisa dikatakan pencinta alam, baru sekedar penikmat alam. Tapi kalau ada orang bertanya kenapa naik gunung, jawabnya simple: karena gunungnya ada dan daki-able :D Coba klo hidup dipulau yg nggak ada gunungnya paling-paling mentok cuma naik turun tangga, hha.. Lagian kalau menurut analisis saya, cie.. saya termasuk seorang introvert melankolis, nggak begitu suka keramaian, maka cocoknya ke gunung, hha..

Alasan saya pertama kali ikut mendaki adalah karena ada temennya. Iya karena ada temennya. Kalau ada temen, ada yang bisa diajak ngobrol, ada yang bisa diminta gantian carrier kalau capek, ada yang bisa dimintain air kalau kita kehabisan. Dan yang paling penting ada yang bisa diminta untuk motoin :p Intinya klo ada temen itu untuk safety. Mendaki bersama untuk berjaga kalau terjadi sesuatu yang tidak kita inginkan. Dan kebersamaan ketika naik gunung itu akan lebih terasa dan terkenang. Dulu selepas SMA hampir 3 tahunan nggak mendaki, karena nggak tau kalau ada yang hoby mendaki juga. Baru ketika tak sengaja cerita tentang gunung temen saya nyaut. Akhirnya atur waktulah untuk nanjak, 2 gunung sekaligus :D Walau sempet kepikiran akhir-akhir ini untuk naik gunung sendirian, tapi urung terlaksana karena makin dipikir kok rasanya tetep butuh temen. Oh ya tentang kebersamaan ketika naik gunung ada kalimat begini bunyinya

Jika kamu ingin mengetahui karakter pribadi seseorang, ajaklah dia mendaki gunung

Nah kalau saya sih bukan semata-mata pengen tahu karakter partner saya, tapi pengen lebih mengenali karakter diri saya sendiri.
 
Merbabu, Sep 2012
And then, siapa sih yang nggak jenuh dengan hiruk pikuk kota, lalu lalang kendaraan, polusi, berita-berita TV yang isinya cuma tentang korupsi, penatnya kegiatan sehari-hari yang sangat mainstream ? Sering saya jenuh, Makalah saya naik gunung. Semua tadi rasanya hilang kalau sudah digunung, ketemu warga sekitar yang ramah-ramah lagi berkebun, ngeliat rimbunnya pohon, sunsetnya, sunrisenya, langit malamnya, teduh tendanya, edelweissnya, padang sabananya, lautan awannya, sunyi malamnya, hhmm....
Bagi saya, selain #kamu, keindahan ciptaan tuhan yang lain adalah gunung. Karena kamu belum halal bagiku maka itulah saya naik gunung saja. Tapi kalau bisa sih suatu saat naik bareng kamu juga, :D

When you’re at the bottom at the foot of the wall, and you look up, you ask yourself : How can anyone climb that? Why would anyone even want to? But hours later when you’re at the top looking down, you’ve forgotten everything. Except the one person you promised you would come back to

Dengan mendaki gunung juga kita akan belajar. Belajar untuk menancapkan tujuan, lalu mempersiapkan diri dan berjuang untuk meraihnya. Mengukur waktu, mengukur kekuatan fisik kita serta manajemen logistik dan perbekalan. Dan jangan dikira dengan mendaki gunung kita tak bisa menguatkan hati. Dengan mendaki apalagi bersama teman kita akan berlatih untuk menguatkan empati, berbagi, dan menahan diri. Mendaki gunung adalah sebuah proses dimana solidaritas dan ambisi harus bisa berkompromi.
Ranu Kumbolo

Terakhir, kenapa naik gunung adalah saya pengen menjadi kecil, (orangnya emang sudah kecil sih). Kalau sedang dibawah melihat gunung yang menjulang segede itu dan membayangkan orang ada dipuncaknya.. hhm sungguh kecil kita ini. Apalagi melihat musibah ketika merapi meletus dan meluluhlantakkan sebagian Jogja beberapa waktu lalu. Maka sungguh kecilah kita ini, dan tak pantaslah kita sombong.

Beberapa berkata untuk kebebasan, kepuasan & pembuktian. Namun ada juga diantara mereka yang hanya sekedar pengen tahu. Pengen tahu seberapa kecil mereka, seberapa tidak berdayanya mereka diantara semesta.

Ini salah satu nasehat dari warga lereng Gunung Lawu, silahkan direnungkan 

Munggah gunung uga nggo pangucap syukurmu marang Gusti, kang hamemangun bumi, coba ngingeti kiwa lan tenganmu.. kowe pribadi ora ana sacuil saka lemah gunung iki, apa meneh karo Gusti kowe ora ana apa-apane.

"Naik gunung juga sebagai bentuk ungkapan syukurmu kepada Sang Pencipta, yang menjaga bumi, coba lihatlah kanan kirimu, kamu tidak ada secuilnya dari bongkahan tanah gunung ini, apalagi dibandiingkan dengan Penciptanya, kamu tidak ada apa-apanya."

Well setiap pendaki punya alasan masing-masing untuk naik gunung, apapun itu mendakilah karena senang dan mendakilah dengan aman serta tetap menjaga lingkungan. #SalamPendaki 
Merbabu via Selo
Categories: ,

2 comments: